MENGEMBANGKAN BISNIS DENGAN RUMUS NILAI TAMBAH & FAKTOR KALI


Siapa yang ga kenal Tung Desem Waringin, motivator nomer wahid di negri ini. Tentu anda sudah mengenalnya bukan? Untuk itu saya tidak akan bercerita lagi siapa itu Tung Desem waringin. Yang akan saya share disini adalah salah satu pencerahan beliau yang banyak diungkapkanya di beberapa seminar. Banyak yang telah tercerahkan bisnisnya berkat seminar-seminar beliau. salah satunya adalah cara mengembangkan bisnis dengan rumus : nilai tambah dan faktor kali. Apa itu? baiklah akan kita kupas satu per satu.

Nilai Tambah.

Apa sih maksudnya Nilai Tambah? Contohnya begini !
Jujur adalah nilai tambah. Tetapi ketika semua teman anda dalam sebuah perusahaan jujur, maka jujur adalah nilai  standard.
Berpenampilan rapi adalah nilai tambah, jika teman-teman anda berpenampilan ala kadarnya/biasa biasa saja.

Dalam  hidup  kita  harus  mempunyai  nilai  tambah  dibanding  orang  lain.  Kita  harus
membuat nilai tambah dari sesuatu hal yang tidak ada menjadi ada. Kesuksesan akan mudah di raih bila kita dapat menemukan dan mempunyai nilai tambah dalam diri kita.

Begitu juga halnya dalam sebuah perusahaan/bisnis. Jika perusahan atau bisnis kita cepat berkembang, ya kita harus dapat menggali, apa sih nilai tambah bisnis kita.
Contohnya banyak, pelayanan yang ramah, pembelian barang bisa dari rumah dan di antar langsung, dan masih banyak lagi yang dapat anda gali.

Faktor Kali

Apa lagi Faktor Kali?
Dapat diartikan dengan usaha melipat gandakan usaha atau penghasilan kita. Misalnya dengan menambah karyawan, membuka cabang baru, membuka frainchise, join venture dengan pemodal besar dll.
Atau dapat juga diartikan  sesuatu hal yang  kita sentuh akan berefek multiplier. Entah itu yayasan, entah itu orang, entah itu perusahaan, entah itu negara, entah itu teknologi, entah itu  mass  media  yang  sekali  kita  sentuh,  akan  membuat  nilai  tambah  kita  mendadak  membuat  efek
Multiplier kepada banyak orang sekaligus seketika.

Inilah rumus yang digunakan oleh orang-orang yang sudah mempunyai  kebebasan finansial atau seorang milyarder. Setelah dia menemukan nilai tambah, berikutnya adalah membuat faktor kali, sehingga kekayaanya mengalir sendiri dan bertambah, bertambah terus bahkan tidak bisa untuk di berhentikan.

Namun harus hati-hati, orang yang celaka  di dalam hidup, mereka tidak mempunyai nilai tambah dan
mereka  tidak  mempunyai  faktor  kali.  misalnya  mereka  bekerja  sehari-hari  dan  terus  bekerja  dengan biasa  saja,  yang  fungsi  mereka  bisa  digantikan  dengan  orang  lain,  otomatis  Ia  tidak  mempunyai  nilai tambah,  karena  bisa  digantikan  oleh  orang  lain.    Kalau  ia  tidak  bisa  digantikan  oleh  orang  lain  dalam pekerjaannya, otomatis sebetulnya ia sudah mempunyai nilai tambah yang lebih dibanding orang lain. Ketika  ia  bisa  digantikan  dengan  mudah  oleh  siapapun  dalam  pekerjaannya,  misalnya  seperti  orang bukakan pintu dan dia hanya bukakan pintu saja, pekerjaan ini bisa digantikan oleh siapapun yang masih hidup dan normal. Jadi ia tidak mempunyai nilai tambah, dan kemudian ia tidak punya faktor kali, karena ia hanya melayani satu orang, atau satu perusahaan saja, akibatnya ia hidupnya akan biasa-biasa saja.

Lalu,  orang  yang  pembawa  bencana  adalah  orang  yang  lupa  nilai  tambah  dan  ia  sibuk  mengkalikan. Seperti  orang  yang  membeli  satu  perusahaan  dan kemudian ia merekayasa  keuangan  perusahaan  itu, kemudian sahamnya digoreng naik dan dijual kepada banyak orang, seolah-olah orang lain mempunyai nilai tambah dan mendapatkan nilai tambah dan perusahaan tadi. Tetapi ternyata dalam beberapa saat perusahaannya jadi hancur, bahkan jadi kosong/ nol karena ia jual lagi sahamnya dan Ia dapat uang yang  banyak. Betul ia bisa kaya dengan cara seperti itu, tapi orang ini adalah pembawa bencana, dan ia bukan Milyarder yang mencerahkan.


  


Share on Google Plus

About ADMIN

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar